Bukannya Kita Tak Perasan , Tapi ... 
SENI MENATA HATI
Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh 
keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. 
Pergaulan yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai 
rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.
1. AKU BUKAN ANCAMAN BAGIMU
Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih 
kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah 
muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan 
tangannya." (HR. Bukhari) 
a. Hindari penghinaan 
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk 
apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan 
sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai 
dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit 
hati serta rasa dendam. 
b. Hindari ikut campur urusan pribadi 
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada 
manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya 
urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan 
menimbulkan keberangan. 
c. Hindari memotong pembicaraan
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong 
dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi 
dengan cara yag arif, niscaya kita pun berkecenderungan menghargainya 
bahkan mungkin menerimanya. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam 
mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbaik pada waktu yang 
tepat. 
d. Hindari membandingkan
Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa, kebaikan, penampilan, 
harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya 
tidak berharga, rendah atau merasa terhina. 
e. Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula 
mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, 
sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa 
untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan. 
f. Hindari merusak kebahagiannya
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang 
akan merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung 
mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa 
barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu menyampaikannya, 
biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut. 
g. Jangan mengungkit masa lalu
Apalagi jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang 
sedang berusaha ditutupi. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan 
yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan 
pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama 
dengan mengajak bermusuhan. 
h. Jangan mengambil haknya
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan 
terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan 
yang tentu akan merusak hubungan. Sepatutnya kita harus belajar 
menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain. 
i. Hati-hati dengan kemarahan
Bila anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali 
biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, 
dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan 
manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan sekuat 
tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata ucapan dirasakan 
berlebihan. 
j. Jangan menertawakannya 
Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena 
kekurangannnya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain 
sebagainya, dan ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan 
akan mengundang rasa sakit hati. 
k. Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau 
mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan 
membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin 
menghindari kita. 
2. AKU MENYENANGKAN BAGIMU 
a. Wajah yang selalu cerah ceria
Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah 
terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah 
dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan 
memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu 
Dawud). 
b. Senyum tulus 
Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat 
menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang 
tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, 
senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. 
Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan 
orang yang busuk hati. 
c. Kata-kata yang santun dan lembut 
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara 
yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, 
ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang 
menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, 
mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan. 
d. Senang menyapa dan mengucapkan salam 
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa 
dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan 
kehangatan dan lepaslah tangan sesudah dilepaskan oleh orang lain, karena 
demikianlah yang dicontohkan Rasulullah. Jangan lupa untuk menjawab salam 
dengan sempurna dan penuh perhatian. 
e. Bersikap sangat sopan dan penuh penghormatan 
Rasulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha 
menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika 
sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan 
hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat 
diutamakan oleh Rasulullah. 
f. Senangkan perasaannya 
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji 
sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat 
akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan 
do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah 
kikir untuk berterima kasih. 
g. Penampilan yang menyenangkan 
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian 
yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai 
keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah. 
h. Maafkan kesalahannya 
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan 
orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang 
siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal 
ini pun akan mengangkat citra kita di hatinya. 
3. AKU BERMANFAAT BAGIMU 
Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi 
dari nilai manfaat yang ada 
dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik diantara manusia adalah orang 
yang paling banyak
mamfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya. 
a. Rajin bersilaturahmi
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan 
walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang 
mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan 
kasih sayang. 
b. Saling berkirim hadiah 
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan 
berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin 
dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan 
ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus. 
c. Tolong dengan apapun 
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, waktu 
atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar 
keluh kesahnya. Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa 
kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna 
oleh Allah. 
d. Sumbangan ilmu dan pengalaman 
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang 
dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri 
kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain. 
Insya Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka, 
kebahagiaan dalam bergaul dengan siapa pun akan terasa nikmat, karena 
tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita adalah 
melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah SWT.
Wallahua'lam
    
Sunday, February 1, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 ConteNg siNi KLu Berani:
Post a Comment